Friday, October 28, 2005

Pikirkan cinta, meski tak mengucapkannya, maka duniapun akan terasa lebih terang

Sudah hampir setengah bulan sejak perjalanan saya di cilacap. Sampai saat sebelum saya menulis blog ini, perasaan heran dan berbagai prasangka masih menghinggapi kepala. Setelah kehadiran di cilacap yang menghasilkan perasaan tidak enak dengan teman cewek kami yang berasal dari kota tersebut, sengaja saya dan sutikno tidak pernah mengirimkan khabar atau informasi apapun kepada mereka. Hal itu saya lakukan karena menanggapi permintaan fifi yang menginginkan kami terutama saya untuk tidak menghubunginya lagi

Sampai suatu hari, apri menelepon sutikno dengan mengungkapkan permintaan maafnya buat kita, sekaligus menginformasikan bahwa sebelumnya saya pernah meneleponnya hanya dengan beberapa kata yang mengejutkan.Apri Sombong..katanya. Sebetulnya sangat aneh jika kami harus memberikan maaf buat mereka, karena menurut saya pribadi, mereka itu tidak mempunyai salah apapun terhadap kami, apapun yang mereka lakukan adalah hak(Privacy) mereka masing-masing. Dan memang kami saja yang bisa dikatakan kurang sopan dan kurang ajar, karena terus-terusan mengganggu mereka saat kami berada di cilacap beberapa waktu yang lalu.

Permintaan maaf itu saya dengar dari sutikno beberapa saat setelah apri meneleponnya. Gila aja .. yang saya rasakan saat itu adalah bingung dan kayaknya sangat aneh kalau harus mendengarkan permintaan maaf dari seseorang, apalagi yang menurut kita tidak patut untuk mengungkapkan kata maaf. Ada lagi yang membuat ganjalan dalam pikiran saya, yaitu adanya pernyataan apri yang mengatakan bahwa saya pernah meneleponnya setelah dari cilacap dan hanya mengatakan bahwa dia sombong. Doooooooor .. ya Allah, kapan saya telepon ke apri? Padahal selama itu saya tidak pernah menelepon dan bahkan tidak mengirimkan Short Message Services kepadanya.

Kebetulan malam itu adalah hari ke lima dalam bulan ramadhan, setelah mendapatkan informasi dari teman saya, malam itu juga saya langsung menghubunginya melalui telepon kebetulan apri saat itu masih dicilacap.Ya mas… kata itu yang selalu saya dengar setiap kali handphone apri diangkat, ya saya akui kata-kata itu juga yang membuat betah dan sekaligus nyaman jika ngobrol dengannya. Saat itu apri baru saja selesai dari sholat tarawih dimasjidnya di cilacap. he..he.. tapi ngomong-ngomong banyak suara orang dibelakang suaranya. Lagi banyak orang di rumah ya pri..?. Iya mas, kebetulan lagi banyak teman-teman lagi pada ngumpul di rumah… kata apri. Wah hebat … asyik dong banyak penggemar.. Kayaknya terlalu banyak, jika harus saya tuliskan detail percakapan yang saya lakukan. Intinya apri menyampaikan permintaan maafnya kepada saya. Yup … karena saya merasa dia tidak mempunyai salah apapun terhadap saya, saya hanya mengatakan Tenang aja pri saya itu orangnya tahan karat.., maaf kalau ini mirip dengan iklan salah satu produk yang ditayangkan di Televisi. Kapan pri ke bandung lagi ..?.

Satu minggu kemudian, apri dan fifi sudah berada kembali di bandung. Kira-kira hari sabtu saya mengumpulkan tugas akhir yang kebetulan sudah selesai,dinyatakan lulus dan hari itu juga adalah pengumpulan hardcover paling akhir. Pukul 08.00 WIB saya sudah berada di kampus, sambil menunggu dosen, dalam hati juga berharap dapat bertemu dengan apri dikampus saat itu. Setelah hampir dua jam di dekat perpus. Ada rasa kecewa yang menghinggap di hati. “Kenapa mereka tak kunjung kelihatan..? “. Ya udahlah daripada pusing kepala mendingan saya bersama supardi keluar ke depan kampus untuk memeriksa hasil jilid di toko Offset di depan kampus. Woow…wow….pada saat menyebrang jalan, disisi kanan jalan saya melihat cewek cantik memakai baju pink! Tak salah lagi itu pasti apri. Grogi juga saat melihatnya, tapi kayaknya ada yang aneh pada apri saat itu. Ya , apri kelihatan diam dan sedih. Setelah bersalaman apri langsung minta diri untuk menelepon sebentar. Yah, ada apa ya.? Dalam pikiran saya saat itu adalah apri habis bertengkar dengan pacarnya di cilacap. “ha..haaa.. haa.. dasar orang gila…!” itu sih maunya saya. Biasa seringkali kita bisa tertawa diatas derita orang lain. Tapi memang saya akui bahwa hal itu hanya sebatas dugaan sekaligus harapan gila saya, kalau mereka bertengkar, putus, dan apri patah hati maka kemudian datanglah arjuna yang mencuri cinta, dan dalam lamunan yang sempat timbul,arjuna itu adalah saya. Setelah sadar dari lamunan yang begitu memabukan, saya mencoba untuk menjadi orang yang berpikir positif bahwa apri sedih karena ada masalah lain, yang saya sendiri tidak tahu dan memang tidak boleh tau.

Benar saja, saat saya sedang mengambil Skripsi yang sedang dijilid hardcover saat itu juga datanglah apri dari wartel tempat dia habis telepon. Dan langsung mendekati teman saya( Supardi :Red) dan langsung menangis di pundaknya (kalau tidak salah: Red). Ya Allah ! ada apa ini ..? kenapa bisa begini?apa yang terjadi dengan apri? Apa yang harus saya lakukan? Saat itu saya benar-benar seperti orang tolol dan bagaikan kerbau yang di tusuk hidungnya.(bukan mau di pakein anting-anting, “tindik”:Red). Seandainya yang menjadi tempat apri bersandar dan menangis adalah saya, alangkah bahagianya hidup ini. Karena di bahu inilah bagian terpenting dalam tubuh kita. Bukan hanya fungsinya untuk menahan kepala. Tetapi di bahu ini jugalah kita dapat menahan kepala seorang teman atau orang-orang yang kita kasihi dan sayangi ketika mereka sedang menangis. Seringkali dalam hidup ini, seseorang memerlukan bahu untuk menangis. Saya hanya berharap agar saya mempunyai cukup kasih sayang dan teman-teman agar kita selalu mempunyai bahu untuk menangis, kapan pun kita membutuhkannya.

Rasanya kurang bijaksana dan tidak etis jika saya harus mengorek informasi dari apri, seputar masalah yang sedang dia hadapi, yang membuatnya sedih dan menangis. Seharusnya jika dia memang menganggap kita sebagai sahabat atau minimal menganggap kami adalah orang yang bisa dipercaya dan bisa memberikan solusi untuk masalahnya, mungkin dan memang seharusnya dia sendiri yang memulai pembicaraan. Banyak pikiran yang saling bertubrukan dalam kepala saya saat ini. Maklumlah, saya masih terlalu dungu untuk mengerti dan memahami seseorang. Tulalit…tulalit… suara handphone saya berbunyi, menandakan adanya sms yang masuk. “Gil…apri sudah datang belum..?saya tidak bisa kekampus hari ini.kalau mau langsung saja ke rumah ibu ya…!” demikian bunyi sms dari ibu kantin. Oh iya mungkin pembaca sudah lupa atau mungkin memang tidak tahu jika tidak membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya. Ibu kantin adalah Mba Parsih, beliau sudah kami anggap seperti kakak kami.

“Pri kata ibu kita suruh langsung ke rumah ibu aja, ibu kepengin ngobrol..!”. “Ya tunggu mas , mas boleh minta pulsanya ga..?tolong sms in fifi ya? Fifi mau ikut ke rumah ibu ga..?kalau ga, tolong bilangin ke budhe ya?” kata apri. Tulalit…tulalit..tulalit…datang balasan dari fifi yang intinya “Fifi ga bisa ikut, ya nanti apri saya bilangin ke budhe!”. Yo..yo.. kitapun(Sutikno,Supardi,Apri Dwi Lestari,dan saya(Ragil Turyanto:Red)) langsung meluncur menuju GBA (Griya Bandung Asri) sampai disana, ibu kantin sudah menunggu, dan hari itu menunjukan pukul 11.45 WIB, setelah hampir 15 menit berada di rumah ibu kantin, sudah waktunya ibu untuk menjemput anaknya yang sekolah di SLTP BPI Bandung. Berhubung rencana awal kita ke tempat ibu kantin adalah untuk mengantar apri untuk berkeluh-kesah seputar masalah yang dia hadapi, ke ibu. Maka yang kebagian menjemput singgih(Anak Ibu Kantin) adalah saya dan Supardi. Yang membuat sedikit kesal adalah yang mengendarai sepeda motor adalah saya(didepan,menyetir:Red) biasalah niat kebandung selain untuk belajar adalah agar tubuh menjadi lebih bersih dan putih. Ya terang aja muka langsung hitam mengkilap. Ya udahlah sekalian beramal anggap saja semua ini adalah ibadah. He..he.. biar tenang nih hati, jadi ya ngomongnya buat ibadah.

Setelah kembali dari menjemput singgih dari sekolah, saya melihat sepertinya apri dan ibu sudah selesai melakukan pembicaraan seputar kewanitaan(“Ups.. maksudnya ‘saling berkeluh kesah,curhat’:Red”). Setelah cuci muka, kita langsung berkumpul di ruang tamu. Dalam hati, saya sudah mulai khawatir kalau-kalau saya jadi salah tingkah jika berhadapan dengan apri ditambah ibu kantin di sampingnya. Diawal pembicaraan ringan yang kami lakukan, sepertinya saya sukses menyembunyikan rasa grogi yang ada di balik hati saya. Tapi setelah beberapa lama dan sering melihat apri, setan-setan di pikiran mulai menggoda. Dan akhirnya, omongan saya jadi tidak karuan, terbukti dengan tawa riang yang keluar dari bibir manis apri ,teman-teman dan ibu kantin. Yang bikin saya pusing adalah setiap kali saya melihat apri, saya selalu merasakan ada hal yang aneh dan kayaknya perasaan itu cuman dialami saya saja. Kalau di televisi kan perasaan grogi dan cinta di alami oleh kedua insan pria dan wanita. Tapi kayaknya cuman saya saja yang merasakan hal tersebut. Maklumlah …. Ini ceritanya kan tentang cinta yang belum tentu kesampaian. Artinya hanya saya yang cinta, tapi tidak halnya orang yang saya sukai.

Sepertinya apri saat ini sudah mulai tenang, dan sudah dapat mengontrol emosinya. Walaupun bukan saya yang menjadi bahu tempatnya untuk menangis dan berkeluh-kesah tetapi tetap ada rasa bangga yang saya tanamkan dalam jiwa, sebagai pengobat luka hati yang semakin lama membuat kita hancur dibakar menjadi arang.

Demikian banyak hal yang telah saya lalui, dalam perjalanan kehidupan ini. Apapun yang saya peroleh saya akan mencoba untuk tidak selalu mencari dan meminta yang terbaik, melainkan menjadikan apapun yang kita peroleh menjadi hal yang terbaik buat kita.

Meski kita menyembunyikan pikiran buruk dalam hati, tetap akan terpancar kekuatan kelam. Pikirkan cinta, meski tak mengucapkannya, maka duniapun akan terasa lebih terang.(Ella Wheeler Wilcox)

Monday, October 10, 2005

Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka kita akan menemukan bahwa hidup ini menjadi lebih indah.

Perjalanan ke Cilacap adalah salah satu bagian yang tidak dapat terlupakan dan merupakan hal menyenangkan sekaligus menjengkelkan dalam perjalanan saya kali ini Satu hal yang menjadi semangat adalah ketika mendapati hasil kelulusan sidang skripsi yang baru saja saya lewati hari itu. Dengan sedikit rasa kegembiraan yang ada , saya langsung memutuskan untuk jalan-jalan atau sekadar cari pengalaman di alam bebas, yang tentunya dengan tidak memanfaatkan fasilitas vacation sebagaimana layaknya orang-orang yang melakukan wisata. Salah satunya adalah dengan mengunjungi sebuah tempat atau daerah yang sebelumnya belum atau jarang saya kunjungi.

Rancana awal yang menjadi tujuan adalah kota denpasar bali, yang merupakan sebuah kota atau pulau yang memiliki berbagai macam keindahan alam dan beragam kebudayaan, serta merupakan kota wisata yang cukup terkenal di indonesia maupun dunia. Setelah cari info dari beberapa penyedia jasa transportasi, biaya yang dibutuhkan lebih-kurang Rp.700.000,00 untuk sekali jalan hanya untuk transport saja, sebetulnya sih masih tergolong murah, karena saat ini kan harga-harga udah mengalami kenaikan,harga tersebut adalah harga yang ada untuk jenis transportasi udara. Sedangkan untuk transportasi darat lebih kurang adalah Rp.250.000,00. he.. he.. untuk sementara hal tersebut menjadi referensi buat rencana kedepan. Karena setalah di hitung-hitung waktu yang diperlukan untuk jalan-jalan ke denpasar enaknya adalah satu minggu, biar sedikit santai maksudnya. Karena saat ini, sangat tidak memungkinkan, dilihat dari kalender akademik kampus yang ternyata masih menyisakan banyak kegiatan yang harus saya ikuti pra kelulusan.

Dari pada menunggu rencana ke denpasar yang kira-kira akan dilaksanakan setelah lebaran, maka saya menawarkan ide ke teman seperjuangan saya (Sutikno) untuk sedikit latihan nggelandang ke Cilacap. Kenapa saya memilih kota cilacap..? sebuah pertanyaan yang klasik yang sering dilontarkan untuk mengorek sedikit keterangan yang ada di kepala saya. Ada beberapa alasan mengapa saya memilih cilacap sebagai tempat pertama yang dikunjungi. Antara lain adalah letaknya yang tidak terlalu jauh dari bandung, dan hanya membutuhkan 5-6 jam waktu perjalanan menggunakan kendaraan darat. Akhirnya sabtu sore kita langsung meluncur kecilacap menggunakan bus. Tepat jam 22.30 kami sampai diterminal cilacap.Karena pada waktu itu kita hanya berniat untuk jalan-jalan dicilacap maka kami tidak melayani tukang ojek, dan tukang becak yang menanyakan mau kemana kita ini sebenarnya..? jawaban singkat yang bisa keluar dari mulut hanya mau main! Habis mau bagaimana lagi coba…! Kita kesana tanpa arah dan tujuan yang jelas, hanya sekarar nggelandang.

Setelah bebas dari orang-orang yang menawarkan jasa angkutan, yang menjadi kendala berikutnya adalah masalah mau tidur dimana?. Rencana saya adalah kita di cilacap kali ini diusahakan jangan tidur, dengan alasan mau benar-benar memanfaatkan yang ada dan adakan yang manfaat…. He..he bingungkan …! Saya juga bingung..! intinya adalah jangan tidur di penginapan atau hotel, pasalnya katanya mau nggelandang kok tidurnya dihotel,,kan kurang asyik dan kurang menantang. Yup … akhirnya setelah melakukan perjalanan selama hampir 4,5 jam mengelilingi jalan-jalan yang ada di cilacap akhirnya kita berhanti di alun-alun cilacap. Sepi banget lho disana..memang disisi jalan masih terlihat beberapa waria yang lagi menunggu langganannya dan beberapa ekor anjing yang sedang berkeliaran di alun-alun. Kebetulan di sebelah alun-alun ada masjid, kamipun berencana untuk menginap atau sekadar duduk-duduk disana, tapi sialnya pintu gerbang masjid dikunci, yah gagal deh rencana untuk menginap di masjid. Duduk-duduk di alun-alaun kota cilacap.itu yang kami lakukan sambil menunggu pagi. pada waktu itu kami mencoba untuk menghubungi teman-teman kami yang ada dicilacap dengan harapan besok paginya kita bisa bertemu dan main bareng di kotanya, syukur-syukur kita diajak kerumah disuruh makan enak, tidur secukupnya dan di buatkan susu segar. Ha..ha… maunya sih gitu … dasar orang edan. Karene di hubungi via telepon tidak ada yang menjawab maka kita pun memenfaarkan fasilitas Short Messaging Services(SMS) ya maklumlah sudah pukul 00.30 jadi ya kurang sopan rasanya kalau mau menelepon terus.

Setelah beberapa lama disana akhirnya terasa dingin juga! Suara sudah mulai berubah dengan nada yang parau tanda kedinginan, dan memang udara disana masih dingin jika dimalam hari, terbukti dengan kami masuk angin. Kayaknya kalau terus-terusan di alun-alun kita bisa sakit nih, akhirnya kita melanjutkan perjalanan lagi menuju jalan gatot subroto di situ ada RSU Cilcap yang kebetulan didepannya ada halte bus. Kamipun langsung duduk-duduk disitu, dan karena ngantuk maka kita langsung tiduran. Ups.. baru beberapa menit sutikno merasa badannya ditindih sesuatu yang sangat besar. Gil..gil…. setalah terbangun sutikno langsung mengingatkan saya agar tidak tidur disitu, dengan alasan ada sesuatu yang aneh di halte itu. Akhirnya kitapun tidak tidur sampai pagi. Setelah menunggu lama sampai dengan sekitar pukul 05.30 kami menuju ke terminal cilacap untuk mencari kamar kecil untuk mandi dan sebagainya menggunakan angkot. Wah.. dengan angkot aja butuh waktu yang lumayan lama untuk sampai di terminal! Berarti kita berjalan cukup jauh malam tadi. Setelah sampai diterminal kitapun langsung bergantian untuk mandi. Pagi itu lumayan lapar juga sih…he …he..! namanya juga di terminal yang lumayan kecil tempatnya, jadi pagi itu pedagang belum banyak yang jualan atau bahkan bisa dikatakan belum ada pedagang makanan pada saat itu.

Ups.. iya sampai lupa… ini kan dicilacap, kebetulan kita punya teman disini! Satu kampus lagi…yo..yooo… apa salahnya kalau kita mencoba untuk menghubunginya, dengan harapan mau mengantarkan kami ketempat yang asyik,,,, atau objek wisata yang ada di cilacap. Disamping ada niat lain yang terselubung…he…he… mau minta makan dan minum atau kalau mungkin juga mau minta waktu barang 1 atau 2 jam saja untuk memejamkan mata di rumahnya. “Tik yo kita telepon apri atau fifi…!”. Ya ..itu ide bagus kedengarannya. Tuuuut…..tuuuuut……tuuuuut.. sory saya tidak bisa menuliskan nada sambung yang tepat untuk menggambarkan kalau saya sedang menelepon. Lha .. kok ga ada yang ngangkat telepon ya ? padahal ini kan ponsel. Waduh kenapa ya …?pada waktu itu kita mencoba lebih dari 10x kayaknya. Dari pake telepon sendiri sampai dengan menggunakan wartel. Wah kayaknya yang ditelepon lagi sibuk atau mungkin sedang tidak mau di ganggu nih! Ok setelah beberapa jam berlalu kami mencoba untuk menelepon kembali dengan harapan kali ini ada yang mengangkat atau menjawab telepon kami. Ternyata tetap tidak ada.. ok untuk yang satu ini kami anggap gagal kamipun mencoba untuk menelepon teman yang lain yang kebetulan bertempat tinggal di cilacap juga.. ya ternyata sama saja tidak mau menerima telepon kami. Entah berapa kali kami mencoba untuk menghubungi mereka!.

Kalau dipikir-pikir saat itu kami benar-benar seperti pengemis….minta agar ada yang mau membantu kami. Bantuan yang kami maksudkan adalah bantuan agar ada yang mau menerima telepon atau sekadar ngobrol untuk mendengarkan saran, alasan atau apa yang mungkin bermanfaat buat kami. Sebetulnya apapun yang akan mereka katakan akan kami terima dengan sangat senang, tapi yang penting adalah komunikasi dan mau berbagi informasi. He..he… rasanya aneh juga lho… kami ini kan bukan orang baik dan suci kok berani kasih komentar ke orang lain ya?.biasa lah kita cuman bisa mengkritik dan belum bisa menjalankan apa yang sebaiknya kami lakukan dalam berbagai hal tentunya.

Setelah beberapa waktu lamanya seperti orang yang tolol, kami memutuskan untuk memakai jasa angkotan umum lagi untuk melanjutkan petualangan darat kami. Teluk penyu adalah tempat tujuan kami. Sebelum sampai disana kita terlebih dahulu berjalan-jalan dipinggiran pantai dekat Tempat pelelangan ikan di cilacap. Terlihat dari kejauhan ada beberapa kilang minyak milik PT Pertamina. Seperti orang gila yang kelaparan kami terus berjalan di bibir pantai, kadang-kadang jika ada tempat peristirahatan nelayan kami langsung tiduran disana, sambil sesekali memegang perut yang keroncongan. Ya ampun.. belum ada pedagang yang buka! Adasih beberapa rumah makan yang baru menyiapkan dagangannya dengan menu spesial SeaFood dan Bakar Ikan. Gila … itu baru persiapan kapan bukanya ya…? Alasan utama selain mereka belum buka yaitu kami ini vegetarian ha..ha…ha… maaf bukan maksud kami untuk menyebut kami demikian. Tapi ada masalah lain yang menyebabkan kami menyebut vegetarian yaitu alasan keuangan yang kayaknya tidak menyukupi untuk membeli menu seperti itu.

Sampai di pinggir pantai dekat benteng Pendem ada warung yang sudah buka dengan menu Mie Ayam, Nasi Soto, Nasi Rames dan Bakso. Wah kayaknya ini cocok dengan perut dan dompet kami. “Pak Mie ayam dua + es teh!” sambil menunggu makanan siap, kami menyempatkan untuk mencoba menghubungi mereka kembali. Ya..ya … apri dan fifi maksudnya. Yah….lagi-lagi ga ada yang menjawabnya. Wah ini berarti bener-bener mereka tidak mau di hubungi. Ya udahlah kami udah putus asa saat itu. “Makanan siap!” ayo kita makan tik!”. Nyam…nyam…nyam..enak sekali ya masakannya !“ ya jelas lah lha wong lagi lapar banget gitu!. Tu..la…lit….tu…la…lit terdengar nada sms yang datang, maklumlah ponsel kami bukan ponsel keluaran terbaru melainkan ponsel keluaran tahun 90an jadi ringtone nya masih menggelikan, tidak seperti sekarang yang sudah pholyponic dan bisa memutar file-file mp3. ternyata ada sms dari fifi yang isinya permintaan maaf karena tidak bisa menemui kami dan tidak bisa mengasihkan alamat rumahnya ke kami, yup… no problem lah buat kami, masalahnya itu bukan masalah besar, yang penting adanya konfirmasi dari dia. Tapi ada yang aneh diakhir kalimat sms fifi yaitu agar kami jangan sms atau telepon lagi ke dia. Booooom….rasanya seperti di pukul pake martil jempol saya saat membaca kalimat terakhir sms nya.

Kok bisa gitu ya? Apa susahnya sih menerima telepon dan membaca sms walaupun pada akhirnya ngomong tidak mau di ganggu. Saya hanya bisa diam sejenak, sambil mencoba untuk menerka-terka apa yang ada di benak pikiran fifi saat ini. Ya…untung saya ini orang gila yang baik hati jadi saya mencoba untuk tidak ambil pusing dengan smsnya. Kami menganggap kalau itu hanya ungkapan perasaan fifi dengan tujuan tidak mau di ganggu saat itu, tapi dengan menggunakan kalimat yang kurang tepat. Kami hanya bisa membalas smsnya dengan kata “tak habis pikir kami tak mengerti, dengan apa yang ada di benak pikirannya!”. Walaupun sebenarnya adalah sangat tidak berhak kami untuk berkata demikian, namun hanya itu yang bisa kami ungkapkan untuk mewakili pikiran kami yang benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran sahabat kami itu. Dari pada pusing membuat prasangka-prasangka yang semakin menyudutkan ruang gerak dan pikiran kami, lebih baik kita masuk ke benteng pendem sambil melihat-lihat benteng peninggalan sejarah yang ada di cilacap. Setelah cukup puas berkeliling di cilacap kami langsung menuju ke terminal dan melaju kembali ke bandung dengan sebelumnya mengirimkan permintaan maaf , kerena telah mengganggu kedamaian apri dan fifi. Maafkan kami, jika benar-benar mengganggu kalian!!

Bagi kami apri dan fifi adalah teman terbaik dan termanis. Walaupun dengan misteri pemikiran yang sampai saat ini belum bisa saya pahami dengan 100%. Tetapi semua yang mereka lakukan dan pikirkan adalah semata-mata urutan proses menuju kedewasaan dalam bertindak dan berfikir. Salute buat kalian!

Terlepas dari benar atau salah saya menulis tulisan pendek ini, dengan harapan akan ada perbaikan buat saya dalam menjalani kehidupan yang penih dengan liku-likunya. Semoga apa yang saya lakukan bukanlah merupakan tulisan yang membuat hati orang lain sakit atau pedih melainkan merupakan ungkapan perasaan yang saya alami dan rasakan pada saat itu dan saat ini.

Kebenaran sejati hanyalah milik Allah SWT dengan kebesaranNya dan Karunianya kita menjalankan kehidupan ini menuju keridhoan dan berkah dari Nya.

Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan seseorang untuk mencintai kita dengan cara dan sebanyak yang sudah kita berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka kita akan menemukan bahwa hidup ini menjadi lebih indah.

Sunday, September 25, 2005

love , waiting, expectancy, grief

Sakit memang jika kita mencintai seseorang namun tidak mendapatkan balasan seperti yang kita inginkan dan seperti yang ada dalam angan-angan kita sebelumnya. Tetapi yang lebih menyakitkan lagi adalah ketika kita mencintai seseorang dan kita tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan kita padanya. Entah dimana keberanian kita pada saat itu, yang ada kini hanyalah tinggal perasaan menyesal karena tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya ada dalam hati kita.


Satu hal yang menyedihkan yang membuat kita jatuh tersungkur dan memerlukan waktu lama untuk bangkit kembali, dimana ketika dalam hidup bertemu dengan seseorang yang sangat berarti bagi kita , tetapi hanya untuk mengetahui bahwa ia ditakdirkan bukan untuk bersama dengan kita, sehingga harus merelakannya pergi dan berlalu dari kehidupan kita.


Sering kita tidak menyadari hal-hal yang telah kita dapatkan, sampai kita kehilangannya. Kita seringkali tidak bersyukur atas apa yang telah kita raih, sehingga menimbulkan kehausan untuk mendapatkan yang lebih dan melupakan hal-hal yang kecil menurut kita, yang sebenarnya bisa merupakan kumpulan hal besar yang terpecah-pecah.


Teman terbaik adalah teman dimana kita sedang duduk bersama disebuah ayunan tanpa ucapan sepatahpun, dan ketika harus berpisah dengannya, terasa seolah hal tersebut adalah percakapan paling menyenangkan yang pernah dilakukan bersama. Tentunya sangat sulit untuk memahami apa yang saya bicarakan kali ini, tapi suatu saat pasti kita akan merasakan hal yang semacam itu.


Lalu dimanakah arti cinta..? cinta mengisyaratkan banyak makna yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ada hitam dan putih dalam hal cinta. Bagaimana tidak..? pada suatu hal cinta menghadirkan keindahan, romantisme, dan rasa kasih-sayang, dilain sisi ada rasa yang bertolak belakang, hal ini bisa saja terjadi karena reaksi cinta yang kita dapatkan. Tentunya akan sangat indah hidup kita jika orang yang kita cintai dan menjadi harapan kita untuk hidup bersama, juga memiliki perasaan atau tanggapan yang sama mengenai diri kita. Lalu, lalu bagaimana dengan cinta yang tak terbalas atau tak terungkapkan..? sebuah dilema akan menghinggapi orang-orang ini. Rasa cinta berubah menjadi kebencian dan mungkin juga akan mengakibatkan trauma yang berkepanjangan untuk berurusan dengan masalah yang satu ini.


Setidaknya keberanian untuk mengungkapkan perasaan kepada orang yang kita harapkan, dan kita nantikan kehadirannya adalah bekal untuk memperjuangkan apa yang sepatutnya kita perjuangkan. Impikan saja apa yang ingin kita impikan, pergi saja kemanapun kita ingin pergi, jadilah sebagai seseorang yang kita inginkan, karena kita hanya mempunyai satu buah kehidupan dan satu buah kesempatan untuk memperjuangkan apa yang kita inginkan. Letakan posisi kita sebagai orang lain, dimana jika kita merasakan sakit maka orang lainpun mungkin akan merasakan sakit atas apa yang kita lakukan.


Dalam hidup ini, orang yang paling bahagia adalah orang yang tidak merasa selalu membutuhkan semua hal yang terbaik, mereka hanya berfikir bagaimana mencipta semua hal menjadi yang terbaik bagi mereka.

Cinta yang hadir dalam kehidupan dimulai dengan senyum, kemudian tumbuh menjadi perasaan sayang, dan berakhir dengan air mata. Ketika kita lahir dan kita menangis dengan kerasnya, orang yang ada disekitar kita tersenyum, dan ketika kita meninggalkan hidup dengan tersenyum maka, orang-orang disekeliling kita akan menangis.


Bagaimana kita bisa menempatkan diri dalam posisi yang tepat, itulah inti dari setiap pengharapan dan cinta. Saat ini, apa yang saya rasakan adalah merasakan bertemu dengan orang sangat berarti dalam hidup saya. Harapan yang ada dalam hati adalah dia bisa bersama dan menjadi teman dalam menjalankan kehidupan ini.


Ada cinta ada penantian, ada cinta ada pengharapan dan ada cinta ada pula penderitaan.”

Friday, September 23, 2005

It's hard to say I Love You

Entah apa yang terjadi tiba-tiba saya mendapatkan sms dari orang yang saya tunggu-tunggu kabar beritanya, yang isinya permintaan maaf karena baru sempat membalas pesan singkat yang sebelumnya saya kirim beberapa kali. Rasa senang bukan kepalang saat ini yang saya rasakan dan saat itu juga saya langsung memberinya segudang short message service kepadanya. Sebetulnya apa yang dilakukan ini adalah bentuk ungkapan rasa senang sekaligus bahagia karena mendapatkan balasan dari seseorang yang sangat saya harapkan kehadirannya dalam kehidupan ini. Alhasil, malam selanjutnya langsung saya tulis ke web ini. “Terus apanya yang spesial..?” …”kayak gini aja kok ditulis ..?” anda mungkin akan menyimpan pertanyaan seperti yang baru saja saya ucapkan. Memang kalau dilihat secara wajar ya tidak ada yang spesial dari kirim dan terima pesan singkat. Tapi lain halnya bagi saya. Apa yang terjadi ini saya gunakan sebagai alasan untuk menepis dan mencoba memupuk kembali harapan yang sebelumnya tidak berani saya hidupkan apalagi di kembangkan. Hal ini saya anggap sebagai bukti kalau dia tidak marah, apalagi mencoba menghindari saya. “Sok tahu aja nih …”.


Apri, nama yang indah yang selalu ada di benak kepala. Harapan yang sebelumnya saya pupuskan sebelum mengetahui atau bahkan belum pernah mengungkapkan perasaan ini kepadanya. Saat ini ada ide gila yang menghinggapi kepala untuk melanjutkan apa yang saya inginkan untuk dapat bersamanya dan mencintainya. Sering kali apa yang ada dipikiran dan hati kecil kita bertentangan, kita dibuat bingung olehnya mana yang baik dan buruk hampir-hampir tidak terlihat batasnya apalagi jika sudah berbicara mengenai cinta. Yang menjadi ketakutan saya saat ini adalah salah dalam mengambil langkah untuk memutuskan melanjutkan atau menunggu keajaiban datang saja.


Pemikiran sederhana yang menjadi pedoman dalam melanjutkan langkah ini adalah lebih baik mencoba dari pada menyesal dikemudian hari. Apa yang menjadi keinginan dan harapan kita patut untuk diperjuangkan dan didapatkan. Tak heran lagi rasa yang ada didalam hati saat ini adalah perasaan rindu dan suka yang semakin mendalam. Wajarkan.. jika kita ingin bersama dengan orang yang menjadi tabatan hati kita..?. huh… rasa lelah kembali menghantui dalam langkah ini. Takut gagal dalam memperjuangkan dan mendapatkan perhatiannya menjadi halangan terbesar saat ini.


“Apa yang biasa saya andalkan untuk mendapatkan perhatiannya..?” setelah beberapa hari merenung dan merenung, sampai saat ini juga saya belum bisa mendapatkan apa yang saya cari. Atau jangan-jangan memang saya tidak mempunyai kelebihan apapun. Lalu bagaimana..? apa cukup hanya mengandalkan ucapan dan perasaan cinta..? gila..gila…. iya kalau di sinetron hal itu mungkin dapat terjadi karena ada modal cantik atau ganteng. “Apa saya punya hal itu?...” kayaknya tidak juga. Pasalnya sampai saat ini saya belum pernah mendengar ada orang yang mengatakan saya ganteng !. wah dasar…!


Sudahlah untuk saat ini akan saya coba untuk menutup mata dan telinga, saya akan tetap menyukainya dengan harapan suatu saat ada respon yang baik yang datang menghampiri. Berbicara cinta adalah soal hati, apa yang ada dalam hati seseorang tidak akan kita ketahui sampai orang tersebut mengungkapkannya. Dia itu gadis yang lincah, pandai bergaul,menarik dan pintar. Pantas saja kalau saya suka padanya.

Tuesday, September 20, 2005

Only You In myHeart

Perasaan senang sekaligus bingung dan bimbang, bagaimana tidak, saat ini apa yang ada di perasaan saya sudah terungkapkan. Itu juga bukan saya sendiri yang mengatakannya, biasa ada orang baik yang mewakili saya dalam menyampaikan perasaan yang ada dalam hati kepadanya, walaupun tanpa disengaja dan tanpa adanya aba-aba dari saya. Sebenarnya sih, ada rasa ga enak, “masa kayak gitu kok orang lain yang ngomong, emang gak bisa sendiri ya..?”. lha wong kalau sendiri saya takut!! , eh pas ada yang keceplosan ngomong ya udah sekalian aja biar tambah pusing kepala.


Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimanakah reaksinya setelah mengetahui apa yang sebenarnya? Yup masih misteri dan sayapun tidak berharap banyak, karena sampai saat ini untuk berharap saja rasanya saya sudah takut. Seandainya kalau saya itu orangnya ganteng, kaya dan pintar tentunya perasaan itu akan hilang dengan sendirinya, atau mungkin akan ada perasaan kekurangan lainnya, biasa manusiawi segala sesuatu kayaknya tidak ada habisnya(Puasnya). Harapan sebenarnya sih terus ada dan berkembang, bagaimana tidak dalam kisah sinetron pun seorang budak bisa mengidolakan tuan putrinya dan berharap bisa bersama selamanya dan hidup bahagia. Begitu juga dengan saya, tetap mempunyai harapan besar untuk dapat bersama dan mendapatkan hatinya.


Entahlah jika dipikir-pikir kayaknya ini adalah gajolak jiwa yang benar-benar menguras hati dan pikiran saya. Walaupun statusnya saat ini adalah sudah mempunyai kekasih, dalam hati kecil saya masih sangat mengharapkannya, mencoba untuk menutup mata dan telinga untuk melihat kenyataan yang ada didepan mata. “Ah…… apa yang harusnya saya lakukan !!!”


Ada alasan utama kenapa saya memilihnya, dalam hidup ini yang kita perlukan adalah seorang teman yang bisa diajak bersama dalam keadaan susah, bukan dalam keadaan senang. Sifat itu sudah ada padanya, dialah yang nantinya akan mendorong kita dan memberi semangat untuk tetap maju dan berusaha keras untuk keluarga. Bayangkan saja, untuk mencari teman hidup dalam keadaan senang itu bukan perkara yang susah karena siapapun pada hakikatnya senang dengan glamour dan kesenangan. Sangat jarang orang yang mau untuk diajak susah, karena hal itu butuh pengertian dan kesabaran yang luar biasa.


Harapan terbesar saat ini adalah mendapatkan apa yang menjadi tambatan hati, walau dengan langkah yang goncang semoga ia bisa menjadi bagian dalam hidup saya.

Thursday, September 15, 2005

Don't Leave Me!

Ditinggalkan dan menunggu adalah sebuah aktifitas yang paling melelahkan didalam kehidupan. Bagaimana tidak, karena menunggu dan ditinggalkan sangat menyiksa kita dalam hal pikiran dan perasaan. Ketika seseorang merasa ditinggalkan walaupun dalam jangka waktu yang relatif pendek tetapi kebanyakan orang mengganggap hal itu adalah sebuah penantian yang sangat panjang dan melelahkan.

Siapa sih orangnya yang mau ditinggalkan atau dihadapkan pada penantian yang melelahkan ..? saya yakin kebanyakan dari kita akan menjawab “tidak.. untuk hal yang satu ini.”. Memang dalam teorinya sih “….ada pertemuan pasti ada perpisahan...” istilah itu sudah pernah saya dengar sewaktu saya masih SD dan bahkan di banyak syair lagupun sering disebutkan demikian. Segala sesuatu di muka bumi ini memang tidak ada satuhal pun yang sifatnya kekal.

Tapi pada prakteknya kita sering mengeluh dan meratapi nasib kita ini. Ya ini menandakan bahwa selain kita menjalankan kehidupan ini kita juga perlu untuk membentengi diri kita dan berlindung kepada sang pencipta alam semesta Allah SWT.

Berbicara mengenai penantian dan pedihnya ditinggalkan oleh orang yang kita cintai memang sangatlah susah untuk diungkapkan dengan frase atau kata-kata yang dengan sepenuhnya tidak dapat mewakili semua perasaan yang sedang kita hadapi. Pada kesempatan ini akan saya coba untuk mengungkapkan perasaan sedih yang mungkin sebentar lagi akan saya hadapi. Kenapa demikian…? “Apakah saya tidak optimis dalam menghadapi hidup ini..?” jawabannya adalah “ya dan tidak !!” karena sacara instinc sudah saya rasakan akan adanya gejala demikian, tetapi apakah saya akan masih optimis untuk menghadapi masa depan..? semoga saja iya.

Sebetulnya apa sih yang sedang saya bicarakan ini..? kenapa dengan susah payah saya tulis ke web blog..? harapan saya dengan menulis adalah salah satu cara saya mengungkapkan sesuatu yang mungkin sebelumnya tidak bisa atau enggan saya bicarakan, tetapi melalui media tulisan ini akan lebih mudah lagi bagi saya untuk mengkaji atau merevisi apa saja yang telah saya lakukan.

Setelah pada bagian sebelumnya adalah curahan hati saya tentang menunggu sebuah keajaiban untuk menjalin hubungan yang baik dengan seseorang yang saya anggap spesial. Kali ini adalah ungkapan egois saya tantang hal yang menjadi ketakutan dalam menjalin hubungan / relasi dengan orang lain.

Saat ini yang saya rasakan adalah rasa kekhawatiran dan ketekutan ditinggalkan oleh gadis yang sedang ada dalam hati, yah.. walaupun cuman sebatas kecintaan yang bertepuk sebelah tangan. Kalau dipikir lagi secara halus sih harusnya tidak perlu begitu mengkhawatirkan atau risau tentang hal tersebut. Cuman kok ya masih terus ada perasaan itu di hati saya. Jangan-jangan saya terlalu mendramatisirkan keadaan!. Tapi yang jelas apapun yang akan terjadi akan saya coba hadapi dengan lapang dada.

Cinta adalah kata yang selama ini belum pernah dapat saya ungkapkan. Ada apa dibalik kata cinta ? sebagian orang mendifinisikan bahwa cinta adalah sesuatu yang terindah dalam kehidupan. Lalu cinta yang seperti apa yang mereka maksudkan..?. kalau menurut pandangan pribadi saya yang belum berpengalaman dan kayaknya juga aneh saja kalau ikut-ikutan berbicara mengenai hal tersebut. Cinta itu lebih ke arah pemahaman hati-kehati. “Hati-kehati yang seperti apa..?” ya bagaimana kita mencoba untuk memahami dan mengerti apa yang diinginkan oleh pasangan atau kekasih kita tidaklah selalu sesuai dengan keinginan kita, bahkan seringkali akan bertolak belakang dengan persepsi kita. Lalu bagaimanakan sikap kita menghadapi hal tersebut itulah yang dimaksud dengan mamahami dari hati ke hati.

Ketika rasa cinta atau suka kita terhadap seseorang mulai tumbuh maka pada saat itu pulalah timbul perasaan lain yang mengikutinya. Ada perasaan takut ditinggalkan, direbut orang dan selusin perasaan negatif lainnya yang cenderung akan menjadi penghambat kita dalam menjalin hubungan yang sehat dan wajar.

Tapi saat ini yang saya hadapi adalah lain cerita dengan hal yang baru saja saya sebutkan sebelumnya, melainkan rasa khawatir ditinggalkan oleh orang yang spesial. Bayangkan saja baru beberapa minggu kenal sudah mau coba-coba cinta-cinta an ya terang saja saya disebut sebagai “:orang gila..!” iya kalau tanggapan yang diberikan menguntungkan saya atau minimal memberikan harapan tentang adanya lowongan. He ..he. bukan lowongan pekerjaan melainkan lowongan untuk singgah ke hati seseorang.

Setelah beberapa kali saya berfikir tentang masalah yang sendang saya hadapi saat ini, saya mencoba untuk berfikir dan berjiwa besar seperti banyak yang diungkapkan dalam buku-buku psikologi. Berbagai usaha sudah saya tempuh mulai dari sedikit-demi sedikit menghilangkan perasaan yang selalu mengganjal dalam pikiran tentang keinginan untuk bersama dengannya, dan frekuensi pertamuan atau contack sudah mulai saya perjarang, dengan harapan agar tidak terlalu sakit jika suatu saat saya ditinggalkan sebagai orang yang tidak berguna dan tidak mempunyai arti apa-apa bagi nya.

Waiting for a Miracle "Menunggu sebuah Keajaiban"

Menunggu keajaiban datang itulah kata yang tepat untuk mewakili apa yang saat ini sedang saya alami. Yah walaupun ini sebenarnya bukanlah sebuah masalah besar tetapi lebih merupakan masalah hati dan perasaaan yang memang tidak bisa untuk dipaksakan. Kadang kala ketika saya sedang duduk sendiri, sering terlintas pikiran dan pertanyaan mengapa kita harus jatuh cinta, kalau yang kita cintai dan kita sayangi tidak bersama kita..? mengapa harus ada patah hati..?. huh.. pusing sekali kalau kita memikirkan hal tersebut. Jika dilihat dan diraba secara lebih jauh saya sendiri agak sedikit bisa menahan rasa sedih yang masih tergores di hati. Sebagai manusia biasa saya hanya akan mencoba untuk menyampaikan, dan kalau bisa melepaskan semua beban pikiran yang selama ini baru saja saya dapatkan , yang kiranya lumayan berat kalau dipikul oleh saya sendiri.

Sekali lagi ini adalah gambaran perasaan saya terhadap seseorang yang baru saja hadir dalam kehidupan saya. Sebelumnya saya sudah beberapa kali mangalami perasaan yang hampir sama dengan apa yang saya alami untuk gadis ini, tapi semuanya tidak saya ambil pusing karena yang ada dikepala saya saat itu adalah rasa suka yang tak pernah saya ungkapkan dan sengaja waktu yang mengobati perasaan yang galau pada saat itu.

Kiranya kurang bijaksana kalau saya menyebutkan nama tokoh yang berperan dalam kisah saya kali ini. Yup maklum saja, secara pribadi saya tidak menyebutkan namanya karena saya takut kalau dia tersinggung ataupun merasa kurang setuju kalau namanya kali ini saya tulis untuk kisah ini.

Berawal dari perkenalan yang singkat itu, setiap saat apa yang saya lakukan dan menjadi bahan omongan dengan teman-teman hanyalah tantang gadis yang baru saja saya kenal. Dalam hatipun sudah saya duga , kalau apa yang saya lakukan akan berkibat fatal jika terus mengingat ataupun menyinggung-nyinggung tentang dia. Terang saja, apapun aktifitas yang saya lakukan selalu terbayang-bayang tentang dia. Gila …!! Apa sih yang sebenarnya menarik darinya..? wuih… banyak! Gaya bicara, sikap yang supel dan lebih lagi tentang pemikirannya yang membuat saya menggelengkan kepala.. hebat..!

Beberapa hari belakangan ini saya lalui dengan canda dan tawanya, walaupun hanya beberapa jam saja itupun dalam kesempatan kalau lagi sama-sama ketemu di kampus, maklum dia itu statusnya adalah yunior saya, walaupun bukan satu jurusan. Setelah beberapa kali bertemu dan rasa suka sudah tidak bisa dihindari lagi. Dan memang benar kalau perasaan ini akan mengikat ruang gerak dalam menjalin hubungan yang sehat. Salah tingkah kalau sedang berhadapan dengannya. Siang malam namanya sering muncul ingatan. Perasaan egois saya muncul, “Bagaimana kalau dia menjadi kekasih saya..?”. gila aja ya jelas tambah kacau nih pikiran.

Lama-kelamaan gelagat saya sudah mulai tercium olehnya, dan kayaknya dia tahu kalau diam-diam saya mempunyai perasaan khusus padanya. Apa yang terjadi ternyata jauh diluar perkiraan, semula sifatnya yang riang dan suka bercanda, berubah manakala yang dia hadapi adalah saya. Kebetulan atau tidak tetapi seolah-oleh dia selalu menghindar dan tidak memberikan harapan sama sekali. Apa yang saya hadapi ini bukanlah satu atau dua kali dalam hidup. Dalam hati timbul rasa sesal yang berkepanjangan, “Kenapa saya suka sama dia.? Harusnya ini tidak terjadi kalau yang saya lakukan hanyalah menjadi temannya saja..” rasa sesal ini bukanlah bentuk pembelaan diri saya terhadapnya tetapi lebih menyalahkan saya sendiri kenapa suka padanya..? jelas sekali kalau perasaan suka ini akan sangat memberatkannya, sepertinya dia memang hanya bisa menganggap saya sebagai temannya tidak lebih dari itu.Menangis dalam hati hanya itu yang bisa saya lakukan saat ini. Walaupun demikian saya masih sangat salut dan menghargainya, karena kedewasaannya dalam berfikir yang sangat hebat. Bayangkan saja, kalau bukan dia mungkin saat ini, dia tidak akan menjadi teman saya, karena secara pribadi kalau saya dicintai oleh orang yang tidak ada dihati, mungkin akan saya tinggalkan begitu saja. Tetapi lain dengannya, jelas sekali kalau dia hanya bisa menganggap sebagai teman dan itupun dia lakukan dengan sangat halus, tanpa melukai perasaan siapapun. Caranya menghindar dengan pelan-pelan agar tidak melukai perasaan saya saat ini. Bagus.. hebat tidak seperti kebanyakan gadis lain. Salute buat dia...

Disamping alasan itu juga mungkin ada alasan lainnya yang lebih memberatkan hatinya, yaitu ternyata dia sudah memiliki kekasih. Alangkah bahagianya kalau yang mengalaminya adalah saya. Dan statusnya saat ini adalah sudah bertunangan, wah ternyata kurang ajar saya ini. Kekasih orang lain mau di diganggu juga. untuk lebih mendinginkan hati saya, itulah yang saya pikirkan dan saya anggap sebagai alasan utama untuk tidak melanjutkan kegilaan saya padanya.

Kalau dipikir secara nalar, walaupun jika dia belum memiliki pasangan atau tunangan, kayaknya juga agak susah saya mendapatkan perhatiannya apalagi cintanya..! kenapa sih kayaknya saya tidak optimis, berkata optimis atau tidak adalah bagaikan kita melihat dua sisi coin pada mata uang, yang mana tergantung dari sisi mana kita akan memandangnya. Cara berpikir kita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain adalah faktor lingkungan disamping faktor kepribadian seseorang. Waiting for a miracle jelas itu yang saya hadapi saat ini. Bukan maksud hati untuk mengharapkan kehancuran hubungan orang lain. Tapi hanya sekadar harapan segabai modal semangat untuk melanjutkan masa depan yang lebih baik. Lalu bagaimana hari-hari kedepan? Saya akan mencoba bersikap wajar dan layaknya seorang teman yang menghadapi teman lainnya. Apakah saya bisa untuk mengubur perasaan ini..? Ya Allah berilah kekuatan…..!

Thursday, September 08, 2005

FlyOver Pasopati (Keinginan adalah sumber penderitaan)

Sepintas jika dilihat dari judul tulisan saya ini,mungkin pembaca sekalian akan heran dan bertanya-tanya ada apa dengan jembatan / fly over tersebut. Sama sekali ini bukan tentang kisah mistis ataupun kisah horor seperti yang banyak ditayangkan oleh TV kita akhir-akhir ini.

Tujuan dari dibangunnya fly over ini bisa di gambarkan sebagai usaha pemerintah untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas dari sekitar jalan Pasir kaliki sampai dengan jalan Japati, kira-kira seperti itu. Tetapi yang akan jadi bahan obrolan atau sekadar renungan buat kita semua adalah betapa megahnya dan kokohnya bangunan ini.

Malam itu saya sekeluarga berencana keluar rumah, dengan alasan rumah mau dikosongin dulu karena mau disemprot pake obat nyamuk, maklum lagi banyak nyamuk dirumah. Ya.. untuk menunggu sisa-sisa bau obat,lebih baik kita semua keluar rumah barang 2-3 jam saja. Sambil melepas kepenatan pikiran kami semua sengaja pergi ke daerah pasir kaliki sekalian mau mencoba fly over yang baru saja selesai pengerjaannya. Yup kesan pertama kali lewat flyover ini, bagus dan memang bagus. Wah begitu kokohnya jembatan raksasa ini. Dikiri-kanan jembatan terlihat umbul-umbul atau bendera dengan merek rokok, dan indahnya lampu penerangan jalan disepanjang fly over ini. Rasa-rasanya seperti Golden gate aja….!. he..he.. padahal saya juga belum pernah ke Amerika.

Ketika di tengah jalan, malam itu yang sekitar pukul 21.00 WIB masih terlihat orang-orang yang sibuk memperbaiki jalan. Atau keren nya sedang melakukan finishing. Pakaian mereka dekil( seperti saya saja..), dan kelihatan sangat lelah, saat itu pikiran yang terlintas dipikiran saya adalah rasa haru dan sekaligus bangga dengan semangat mereka dan dalam hati juga terlintas rasa kesedihan yang luar biasa ketika melihat mereka membawa beban yang begitu berat, berbekal palu, bor raksasa dan sedikit mesin pemecah batu. Sangat jelas peluh keringat yang mengalir dari badan mereka. Apa yang mereka lakukan adalah untuk menghidupi keluarga mereka, sekedar untuk makan tidak lebih, itu kalau atasan,mandor/pemimpin mereka itu beres(transparan), tapi apa yang terjadi kalau atasan mereka curang?..korupsi..? bisa kita bayangkan, mereka tidak mendapatkan apa-apa selain rasa capek dan kesal yang masih membeku di hati dan jantung mereka.

Peluh keringat yang setiap hari tercucur bagaikan air hujan tidak mendapatkan imbalan apa-apa, apakah mereka bisa menuntut atau demonstrasi untuk meminta upah yang telah dijanjikan? Otomatis mereka tidak melakukan hal tersebut, karena selain membuang waktu ,mereka akan cenderung memilih untuk melakukan kerja lainnya ketimbang melakukan demonstrasi.

Pernahkan suatu hari ataupun suatu saat kita mencoba membayangkan kalau kita berada di posisi mereka? Apa yang akan kita rasakan? Saya juga yakin bahwa mereka tidak akan menangisi nasib mereka, menikmati hidup dan menjalankan aktifitas sesuai dengan profesinya. Itulah yang menjadi pemberi semangat bagi kehidupan yang sedang mereka jalani. Posisi kita saat ini, belum tentu lebih baik dari mereka, tetapi kita bisa mengambil contoh semangat yang mereka punyai jiwa kuat yang mereka miliki dan harapan besar yang menjadi impian.

Ternyata apa yang kita gunakan dan rasakan tidak akan terlepas dari bantuan atau campur tangan orang lain.Apa yang saya tulis disini, bukanlah apa yang terjadi didalam pembangunan proyek Pasopati tersebut, melainkan bayangan dan pengalaman saya sendiri yang sempat saya rasakan di Jakarta. Apa yang hendak saya sampaikan melalui tulisan ini hanyalah keluh kesah yang mungkin juga pernah pembaca rasakan.

Keinginan adalah sumber penderitaan (Iwan Fals)

Tuesday, September 06, 2005

Semua hal yang terbatas mengungkapkan keterbatasan

Setelah melakukan perjalanan pendek ke rumah ibu kantin, akhirnya ada ide baru yang muncul dari benak pikiran kami. Rencana untuk pergi liburan merupakan agenda kami yang tertunda, rencana pertama mengambil tempat tujuan Pantai Pangandaran yang terletak di kabupaten Ciamis Jawa Barat, maklum kerena persiapan yang kurang matang atau mungkin karena tenggang waktu yang terlalu lama sehingga rencana liburan itupun kandas dengan mudahnya. Sebelum rancana tersebut berjalan kita sudah membuat tabungan khusus yang di tampung oleh bendahara kami untuk modal liburan ke Pangandaran.

Setelah rencana awal gagal dengan alasan banyaknya peserta yang sudah tidak berminat lagi karena saat itu kami sedang sibuk mengurusi Skripsi, dan adanya perbedaan pendapat dan banyak lagi alasan-alasan dari anak-anak sampai ke masalah transportasi. Akhirnya dengan terpaksa rencana tersebut gagal total dengan menyisakan tabungan yang belum diambil. Walaupun jumlahnya tidak banyak.

Dengan hadirnya Apri dan Fifi kami mencoba menggali kembali rancana liburan yang sempat kandas beberapa waktu yang lalu, dengan harapan mereka berdua bisa ikutan dalam acara ini. Dengan rencanan yang seadanya dan tanpa planning yang rumit kami (Sutikno dan Saya) memberitahukan kembali rencana ini ke teman-teman. Tanggapan awal dari mereka sih adem-adem aja. Ada yang setuju dengan syarat teman yang lainnya ikutan dan lain sebagainya.

Hari senin telepon rumah berdering. Dengan semangat yang membara Sutikno memberikan planningnya kepada saya. Ok deal .. hari ditetapkan yaitu hari minggu. Oh iya ada yang terlupa bagaimana dengan trasportasi..? “beres gil kebetulan ada rental mobil diseberang rumah” dengan sewa Rp. 250.000,00 perhari. Ups lumayan murah untuk kami yang berjumlah 6 orang. Agar yang lainnya merasa terikat maka saya katakana bahwa mobil sudah siap.

Selasa pagi kebetulan kami semua sedang ke kampus dan biasa kantinpun dipilih untuk tempat berdiskusi tentang rencana liburan atau piknik lebih tepatnya. Empat orang sudah terkumpul mereka adalah Saya( Ragil Turyanto, Sutikno, Supardi dan Doni Romansyah) wah masih harus menunggu lagi nih…! Yup akhirnya yang ditunggu datang juga Apri dan Fifi datang dari arah pintu kantin. Woo.. cantik. Itu kesan yang ada di hati … setelah duduk bersama kami langsung memulai pembicaran, setelah cukup dengan kata-kata pembuka akhirnya langsung ke inti permasalahan. Yang pada intinya adalah mengajak mereka untuk ikut serta dalam rencana piknik ini.

Ternyata yang jawaban yang ditunggu tidak keluar dengan alasan tidak enak kepada pakde karene selama tinggal dibandung ini mereka tinggal bersama Pakde nya. Dengan sedikit kekecewaan kami pun memakluminya yah .. hal tersebut wajar karena mereka itu adalah titipan dari orang tuanya masing-masing. Dan tentunya kurang bijaksana kalau Pakde dengan mudahnya mengijinkan mereka untuk keluar rumah. Yup pengawasan yang bagus… saya sendiripun akan melakukan hal yang sama jika saya dititipi mandat dari orang tua meraka.

Mendengar jawaban meraka tidak bisa ikut kami semua sempat kehilangan semangat untuk melanjutkan rencana piknik. Ok no problem rencana terus berjalan untuk mengobati sedikit rasa kekecewaan kami( terutama saya ..he..he) kita putuskan untuk tetap pada rencana. Oh iya sampai lupa, dalam rencana ini ibu kantin dan keluarga juga ikut serta. Setelah memahami alasan ketidak ikutan mereka, apri dan fifi meminta diri untuk pulang dan menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa ikut dalam rencana piknik yang kami adakan.

Lalu kemana tujuan piknik kita..? satu masalah lagi muncul. Ada yang mengusulkan ke Ciater( Pemandian Air Panas),Lembang, Tangkuban Perahu, Monas, Dunia Fantasi, Siti Patenggang, Kawah Putih,sampai dengan Jogyakarta dengan Candi Borobudurnya. Untuk yang disekitar Bandung atau Jakarta sih ok sajalah. Tapi gila aja kalau harus ke Jogya, maklum yang jadi supirnya adalah saya, sendirian lagi, kalau ada sopir cadangan sih ga masalah, lagian masalah dana juga menjadi pertimbangan utama bagi kami. Soal waktu itu juga menjadi kendala yang lumayan dalam diskusi, idealnya sih kami meminta hari minggu, kan enak tuh kalau piknik hari minggu. Dengan berbagai pertimbangan dan dilihat dari rencana pada hari minggu yang dilakukan oleh anggota akhirnya waktu diambil hari Jum’at.

Kamis malam kita semua menginap di rumah ibu kantin di GBA(Griya Bandung Asri) disana persiapan dimulai, karena bekal membawa dari rumah maka malam itu kami disibukkan dengan membuat masakan untuk bekal buat besok pagi. Saat membuat masakan tiba-tiba kami teringat saat Apri dan Fifi berada di GBA bersama kami untuk yang pertama kalinya. Bayangan dan senyuman manis masih tergambar jelas, gelak tawa yang riang masih terdengar di benak kami. Walaupun kami juga tahu kalau semuannya ini hanya khayalan kami yang menantikan kehadiran meraka, dan kebersamaan mereka yang mengasyikan.

Pagi pukul 6.00 Wib saya ke tempat penyewaan mobil untuk mengambil mobil yang sudah dijanjikan. Udara pagi kota bandung yang dingin menusuk tulang tidak terlalu saya rasakan. Pagi itu sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang, waktu itu saya diantar oleh suami mba kantin menggunakan kendaraan roda dua Honda GL Max. Setelah beberapa menit berlalu kahirnya kami sampai di Margahayu Raya. Mobil Toyota Kijang LSX warna hitam sudah menunggu. Tidak pikir panjang lagi saya langsung menuju pemilik rental mobil tersebut dan menunjukan nota untuk mengambil mobil yang akan disewa.

Jam 9.00 Wib kami semua berangkat menuju ke Ciwidey setelah sebelumnya saya menelepon Apri untuk medengarkan suaranya sambil menawarkan kembali untuk ikut bersama kami, sebetulnya saya juga sudah tahu kalau tidak mungkin mereka ikut dalam suasana seperti ini. Setelah selesai mobilpun distarter dan kami meluncur kearah ciwidey. Dasar nasib lagi kurang mujur, diperempatan jalan saya sudah tau kalau dilarang belok kekanan, tapi suara dari jok belakang mobil menyarankan untuk tetap belok dengan alasan dia sudah sering belok kanan dan larangan itu hanya berlaku untuk angkutan umum. Dengan keraguan saya pun belok kekanan , dan ups.. terdengar polisi meniup peluit panjang Priiiit…priiiit..priiit. wah sial bener nih hari ini. Pagi pagi sudah ditilang polisi, walaupun dalam hati tahu kalau memang saya yang salah.

Merogoh uang Rp. 20.000,00 untuk damai, itu yang saya lakukan. Dari pada pusing kepala untuk mengurusi sidang dan lain-lain. Disamping itu sebagai warga Negara yang baik saya juga cinta damai. Masalah tilang sudah selesai perjalanan pun segera dilanjutkan walaupun dengan hati yang gondok. Sampai di Ciwiday objek wisata yang kami ambil adalah situpatenggang. Sampai lupa, dalam rombongan ini juga ada Didi Prasetya yang sengaja kami undang dari Cikarang sebagai donator. Dalam rencana, sebagai bahan dokumentasi kami siapkan Camera Digital, Handycam,dan camera konvensional, tetapi pada pelaksanaannya hanya camera convensional saja yang berhasil dibawa. Dengan bermodalkan Rp.27.000,00 Didi Prasetya membeli film untuk kamera ini. Sesampainya di tempat tujuan yang kami lakukan adalah langsung ke makan bersama, apalagi waktu itu sudah menunjukkan pukul 11.30 Wib. Perut yang keroncongan sudah tidak bisa di hindarkan.

Pada saat kami semua makan-makan apa yang teringat adalah seandainya Apri dan Fifi ikut dalam rombongan..! tentu suasana pada saat itu akan semakin ramai dan asyik. Selama makan-makan kami semua berfoto ria seperti layaknya anak kecil yang diberikan mainan baru oleh ibunya. Ceprat sini cepret sana, wah pokoknya dunia seperti milik kami pada waktu itu.

Selesai makan kami yang laki-laki langsung mencari masjid terdekat untuk melaksanakan sholat jum’at. Maklum itu adalah kewajiban utama bagi kami orang muslim. Perjalanan dilanjutkan kami langsung menuju tempat renang di Cimanggu. Setelah parkir kami langsung menuju kolam renang, wau… ternyata airnya lumayan kotor dan banyak lumutnya. Pada waktu itu saya agak enggan untuk ikutan renang, maklumlah tidak ada gaya renang apapun yang saya kuasai selain gaya batu. Setelah mendapat ajakan teman-teman semua akhirnya saya ikutan juga.

Sesuai dengan dugaan pada awal sebelum masuk kekolam renang, kami melakukan permainan selam dan sialnya banyak air yang tertelan oleh saya. Woua…saat itu juga perut menjadi mual dan sudah tidak bisa dihindarkan lagi saya langsung muntah. Melihat hal itu teman-teman cuman tertawa kegelian. Ternyata banyak mata yang tertuju pada saya saat itu.. malu dan seneng juga lho…

Akhirnya piknik selesai walaupun banyak peristiwa dan moment yang indah pada waktu itu, tetapi sangat sulit untuk memilih kata-kata yang bisa mewakili perasaan dan pikiran saya. Yah apa boleh buat.. walaupun tanpa Apri dan Fifi kami berusaha untuk membuat suasana liburan saat itu bisa berkesan bagi kami semua.

Saya tidak bisa membayangkan suasana seperti apa yang akan terjadi jika pada saat itu ada kehadiran Apri dan Fifi dalam acara piknik tersebut, yang jelas suasana akan tambah semarak dan ramai dengan kehadiran meraka. Harapan dalam hati setelah kami melakukan perjalanan ini adalah suatu saat ada kesempatan bagi kami semua untuk mengulangi suasana seperti ini dengan ditambah kehadiran sahabat yang sangat kami atau saya nantikan (Apri & Fifi).

Semua hal yang terbatas mengungkapkan keterbatasan (Theodore Roethke 1908-1963)

Monday, September 05, 2005

Perjalanan Pendek Bersama Anak Cilacap

Kami, adalah kata yang menggambarkan kebersamaan. Yah itulah yang saat itu saya rasakan, setelah berkenalan dengan kedua adik kelas,walaupun berbeda jurusan tetapi mereka itu sungguh luar biasa asyiknya, sampai-sampai apapun aktifitas yang saya lakukan selalu terbayang wajah-wajah mereka.

Berawal dari perkenalan yang masih bisa dibilang singkat itu, saya mulai merasakan adanya kecocokan sebagai sesama mahasiswa yang menuntut ilmu di daerah orang. Itupun jelas tergambarkan oleh kedua teman-temanku yang masih berstatus sama dengan saya( status kuliah di daerah baru).

Seminggu telah berlalu setelah perkenalan di kantin. Setelah terjadi obrolan ringan yang lumayan serius akhirnya kami memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama, (6 orang) yaitu: saya (Ragil Turyanto), Sutikno, Supardi, Doni Romansyah, Apri Dwi Lestari dan Fifi. Tujuan perjalanan kami pada waktu itu adalah berkunjung ke tempat ibu kantin(Mba Parsih). Waktu dan tempat pertemuanpun ditetapkan. Titik tengah perjalanan diambil sebagai alternatif tujuan pertemuan sebelum menuju ke tempat Ibu kantin dan dipilihlah perempatan kantor samsat bandung, yah maklum itu adalah tempat yang terbaik untuk pertemuan dari berbagai arah yang ada dibandung. Minggu pukul 10.00 WIB, waktu yang ditetapkan untuk bertemu, dan kami semuapun menyetujuinya.

Gila…., malam sebelum waktu yang ditentukan saya sendiri sudah mempersiapkan diri dalam hal mempersiapkan waktu untuk dapat sampai ditempat yang ditentukan dalam waktu yang tepat(on time), itung-itung latihan disiplin. Tepat jam 05.30 wib saya terbangun, dan dengan kagetnya saya langsung mandi, waktu itu jam setengah enam sudah cukup pagi bagi saya untuk bangun di hari minggu. Yang menjadi ganjalan pada saat itu adalah ternyata saya diajak kakak untuk pergi ke bogor. Yah apa boleh buat, karena sudah terlanjur ada janji dengan teman-teman akhirnya saya putuskan untuk keluar rumah lebih awal.

Jam tujuh pagi, saya sudah ditempat yang dijanjikan. Yah yang namanya hari minggu,jalan-jalan di samsat saat itu penuh sesak dengan pedagang yang berjualan dan orang-orang yang habis lari pagi atau sekedar jogging. Berhubung baru jam tujuh, maka teman-teman pun saya telepon agar datang lebih awal. Penantian memang sangat melelahkan, perut keroncongan dan saat itu saya baru saja menelepon teman-teman untuk datang lebih awal. Satu jam berlalu dan saat itulah datang sms dari Sutikno di handphone,”Gil saya udah di samsat…”, jangankan untuk mencari orang pada waktu itu, jarak pandangpun sangat terbatas karena banyaknya orang-orang yang berlalu-lalang. “Aku di dekat perempatan …!” setelah beberapa kali sms dan telepon singkat akhirnya kami bisa bertemu. Dalam hati saya berkata “Masih di bandung aja sudah kayak gini.. seperti orang hilang..,apalagi d Jepang ya…?”

Waktu menunggupun terus berjalan dan setelah dua jam lebih menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggupun datang. Apri dan Fifi datang dengan langkah yang pasti dan anggun dari jalan sebelah kami menunggu. Baru 4 orang yang sudah berkumpul tinggal 2 lagi. Pelajaran menunggupun masih terus berlanjut,setelah hampir 15 menit datang juga Supardi dari angkot yang biasa ia pake untuk kekampus. Yoo.. tinggal 1 lagi yang masih absen, Doni Romansyah. Untung Apri memberi tahukan bahwa doni minta di tinggal aja, nanti ia akan menyusul belakangan.

Setelah lengkap, kamipun langsung menuju ke rumah ibu kantin di GBA( Griya Bandung Asri) biasa lagi-lagi yang digunakan adalah angkot. Maklum aja saya bukan orang kaya yang kemana-mana selalu menggunakan mobil atau kendaraan pribadi. Dalam angkotan kota tersebut, perbincangan ringanpun mulai terjadi. Guyonan-guyonan segar dilemparkan, senyum-senyum manis dari gadis-gadis cantikpun keluar, yah … dalam sebuah lelucon selalu ada objek penderita yang digunakan untuk memeriahkan suasana. Siapalagi kalau bukan saya. Ups…no problem evrything ok.!

Sampai dirumah ibu kantin, ternyata disana sang ibu sedang sibuk mempersiapkan makanan dan buah-buah segar yang siap untuk dijadikan rujak sebagai hidangan yang saya pikir khusus disediakan buat kami. He..he..kira-kira begitu.! Setelah dipersilahkan masuk keruangan tamu kami tidak segan-segan masuk kedapur dan langsung membantu ibu kantin mempersiapkan makanan. Kenapa seperti itu..? karena kami sudah menganggap ibu kantin dan keluarganya seperti keluarga kami sendiri. Dari mengupas buah, membuat sayur, memotong bawang dan pekerjaan dapur lainnya. Pekerjaan seperti itu sudah biasa saya lakukan di rumah kakak saya( yang saya tempati saat ini).

Setelah selesai dan masakan sudah siap, kami langsung di persilahkan makan bersama. Apa yang terjadi saaat itu adalah rasa keakraban yang semakin mendalam. Dan sialnya sadar atau tak sadar ada rasa aneh, atau bisa dibilang simpatik terhadap gadis-gadis itu. Wooo…apalagi dengan Apri…! Yang tadinya terlihat rame sekarang ini tambah kelihatan rame dan asyik. Wah gila…kalau seperti ini terus bisa uncontrol nih saya.

Cerita tentang pengalaman diri dan siapakah saya. Merupakan topik yang selalu diambil dalam awal perkenalan dengan teman baru. Begitu juga dengan kami, dari mulai alamat tinggal dimana, sampai hobi dan alasan kuliah dibandungpun tak luput jadi bahan obrolan santai setelah makan siang. Oh iya sampai lupa … sambil ngobrol kami juga sedang makan rujak lho... Apapun yang jadi topik pembicaraan pada waktu itu selalu diwarnai dengan gelak-tawa yang heboh. Seru…

Tidak terasa sudah jam 16.30. Pada jam sekitar itu, didaerah GBA sudah tidak ada angkotan umum yang bisa membawa kami ke tempat angkotan kota. Ibu kantin sudah menawarkan untuk menginap saja di rumahnya. Yah maklum yang namanya gadis-gadis cantik dan baik ya tentunya memikirkan secara panjang untuk menerima tawaran tersebut. Maklum mereka juga tinggal di bandung bukan dengan orang tua kandung, tepati dengan pakde nya. Akhirnya apa boleh buat… jalan kakipun kami tempuh. Sebetulnya ada rasa tidak tega melihat gadis-gadis cantik ini jalan kaki sejauh 5 Km, tapi apa boleh buat uang dikantong sudah tidak mencukupi untuk menggunakan ojek.

“Woi … kapan sih sampainya ..? masih jauh ga..?” terdengar suara dari Apri. “Itu didepan..udah kelihatan kok..”. kami berusahan menenangkan dan memberikan harapan agar kedua gadis ini masih bersemangat melanjutkan perjalanan. Ternyata lumayan capek juga, terbukti saya aja yang cowok baju sudah basah oleh keringat. Selama hampir satu jam kami berjalan dan akhirnya sampai juga di tempat angkotan kota biasa mangkal.

Di tempat pertemuan kami berpisah untuk menuju rumah masing-masing. Waktu itu hanya saya dan Supardi saja yang berlawanan arah dengan mereka selebihnya msih satu arah sehingga masih bisa menggunakan angkot yang sama.

Pukul 19.00 saya sampai di rumah, rasa senang dan lelah campur jadi satu. Tetapi rasa lelah hilang setelah memikirkan apa yang baru saja dilalui selama kami bersama di rumah Ibu Kantin. Suara tawa riang masih jelas terdengar di telinga, bayang-bayang nya juga masih terus terbayang. Setiap tidur setelah hari itu berlalu, saya selalu terbangun pukul 02.00 atau pukul 03.00 dini hari. Entah karena apa… yang selalu diingat adalah saat saat bersama dengan teman-teman dan gadis-gadis cantik dari Cilacap.

I Love You all

Sunday, September 04, 2005

Kantin dan Teman Cilacapku(Apri dan Fifi)

Kantin dan Teman Cilacapku(Apri dan Fifi),itulah kata yang tepat untuk mewakili judul tulisan saya kali ini. Beberapa hari yang lalu atau tepatnya dua minggu yang lalu aku dan teman-teman kampus sedang ngobrol asyik di kantin kampus. Kebetulan yang menjaga kantin juga adalah sama-sama satu daerah asal dengan kami. Dalam satu group(grup nongkrong/teman bermain) kami,terdiri dari 5 orang cowok yang kesemuannya berstatus Mahasiswa Lapuk(Jomblo maksudnya ).

Yah biasalah,apa sih yang dibicarakan oleh seorang laki-laki ya tidak lain dan tidak bukan hanya seputar cewek. Kami berlima sama-sama berasal dari daerah yang sama atau tepatnya satu propinsi. Pada saat ini,status kami dalam perkuliahan ini adalah sebagai anak rantau ( yang tentunya akan sangat mudah akrab dengan rekan-rekan yang sama atau satu daerah.

Setelah beberapa lama kami ngobrol,disaat itulah kami melihat dua cewek sedang ngobrol juga dengan penjaga kantin(kami sering menyebutnya bu kantin) dan ternyata mereka itu masih sama satu daerah juga dengan kami, terbukti dengan logat bahasa yang mereka gunakan masih sama dengan kami.

Ibu kantin yang sudah dekat dengan kami,langsung memberikan isyarat untuk mendekat ke tempat mereka ngobrol.

Tak hayal lagi kamipun langsung menghampiri mereka, dengan lagak sok kenal kita langsung membuka pembicaraan “Tingkat berapa neng..?” andapun pasti bisa menebak saat ini kami kuliah di bandung dan bahasa sundapun sudah mulai melekat di lidah kami. Tanpa malu-malu mereka menjawab “Tingkat 1 mas..!” dalam pikiran,semakin yakin bahwa mereka itu benar-benar satu daerah,apalagi pas mereka mengatakan mas dengan logat jawa. Dengan serta-merta saya langsung menyapa kedua cewek itu dengan malu-malu dan dengan sedikit keberanian yang saya paksakan waktu itu. “Dari Jawa ya ? jawanya daerah mana..?”.

Ternyata setelah terjadi pembicaraan yang lumayan cukup serius,mereka itu benar-benar satu daerah dengan kami,(Cah ..Cilacap) . dengan senang hati kami mulai bercerita tentang apapun yang bisa untuk dibicarakan pada waktu itu. Oh iya sampai lupa menyebutkan nama.Nama kedua cewek itu adalah Apri dan Fifi. Sebut saja mereka itu seperti itu. Dari perkenalan yang lumayan singkat, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah gadis-gadis yang baik dan supel. Kesan yang mereka timbulkan benar-benar membuat kami menjadi terkesan sangat akrab,padahal baru kali itu kita semua bertemu dengan mereka.

Apri ..sebuah nama yang sampai saat ini masih terus terbayang di benak kepala saya,…kebetulan satu daerah dengannya (yang paling terdekat jaraknya). Gadis yang ramah,pandai bergaul dan pintar(dilihat dari segi akademisnya.. (). Kesan pertama kenalan,saat itu masih biasa-biasa saja, maklum kita belum tahu interest masing-masing, tapi setelah ngobrol beberapa saat, apri itu anaknya rame dan enak banget buat diajak ngobrol dan kelihatan sudah dewasa, terbukti dari guyonan(jocking…) yang ia keluarkan merupakan guyonan yang enak dan tidak seperti anak kecil, blak-blakan dan apa-adanya. Apri mengingatkan saya kepada teman SMA yang merupakan siswi tercerdas di sekolahan saya pada waktu itu.

Sedangkan fifi yang merupakan saudara sepupu dari apri adalah gadis yang pendiam, dengan segudang prestasi yang menakjubkan. Anaknya tinggi,langsing dan manis. Tidak saya sangka ternyata anak seperti itu merupakan atlit panahan JaTeng. Rasa takjub dan heranlah yang saat itu masih menghinggapi kepala,pikiran. Disamping rasa bangga karena mempunyai teman-teman baru yang penuh dengan prestasi dan kepribadian yang menakjubkan.

Salam Buat Fifi dan Apri….

Selamat datang....


Membuka hati,itulah apa yang akan saya coba ungkapkan dalam tulisan-tulisan saya di web blog ini. Ada kata pembuka yang ingin saya ucapkan kepada pembaca yang mungkin sedang singgah di blog saya ini.

Selamat datang,saya ucapkan dan selamat membaca coretan tangan saya walaupun saat ini sudah tidak lagi disebut demikian,karena yang kita gunakan sekarang adalah tulisan digital(Computerized).

Banyak hal dalam hati kita ternyata dapat mengakibatkan hambatan dan rintangan dalam menjalankan kehidupan. Rasa iri dengki sepertinya nyaris tak bisa di hindarkan oleh setiap manusia yang masih bernyawa.Demikian juga rasa cinta dan sayang terhadap sesama,walaupun cuman secuil saya yakin dan sangat yakin,kita semua memilikinya,walaupun dengan takaran atau porsi yang berbeda-beda.

Berbicara mengenai baik-buruk kehidupan,pasti akan kita selalu alami selama manusia masih di alam dunia.Persahabatan,permusuhan dan kecintaan kita sesama manusia akan selalu menghadapi dilema yang lumayan dapat membuat pusing kepala dan tekanan darah meningkat.

Semoga dalam web ini,apa yang saya ucapkan atau saya tulis bukan merupakan yang menjurus kepada kesia-siaan dan ketidak bergunaan.
Selamat Datang...!!!