Thursday, September 08, 2005

FlyOver Pasopati (Keinginan adalah sumber penderitaan)

Sepintas jika dilihat dari judul tulisan saya ini,mungkin pembaca sekalian akan heran dan bertanya-tanya ada apa dengan jembatan / fly over tersebut. Sama sekali ini bukan tentang kisah mistis ataupun kisah horor seperti yang banyak ditayangkan oleh TV kita akhir-akhir ini.

Tujuan dari dibangunnya fly over ini bisa di gambarkan sebagai usaha pemerintah untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas dari sekitar jalan Pasir kaliki sampai dengan jalan Japati, kira-kira seperti itu. Tetapi yang akan jadi bahan obrolan atau sekadar renungan buat kita semua adalah betapa megahnya dan kokohnya bangunan ini.

Malam itu saya sekeluarga berencana keluar rumah, dengan alasan rumah mau dikosongin dulu karena mau disemprot pake obat nyamuk, maklum lagi banyak nyamuk dirumah. Ya.. untuk menunggu sisa-sisa bau obat,lebih baik kita semua keluar rumah barang 2-3 jam saja. Sambil melepas kepenatan pikiran kami semua sengaja pergi ke daerah pasir kaliki sekalian mau mencoba fly over yang baru saja selesai pengerjaannya. Yup kesan pertama kali lewat flyover ini, bagus dan memang bagus. Wah begitu kokohnya jembatan raksasa ini. Dikiri-kanan jembatan terlihat umbul-umbul atau bendera dengan merek rokok, dan indahnya lampu penerangan jalan disepanjang fly over ini. Rasa-rasanya seperti Golden gate aja….!. he..he.. padahal saya juga belum pernah ke Amerika.

Ketika di tengah jalan, malam itu yang sekitar pukul 21.00 WIB masih terlihat orang-orang yang sibuk memperbaiki jalan. Atau keren nya sedang melakukan finishing. Pakaian mereka dekil( seperti saya saja..), dan kelihatan sangat lelah, saat itu pikiran yang terlintas dipikiran saya adalah rasa haru dan sekaligus bangga dengan semangat mereka dan dalam hati juga terlintas rasa kesedihan yang luar biasa ketika melihat mereka membawa beban yang begitu berat, berbekal palu, bor raksasa dan sedikit mesin pemecah batu. Sangat jelas peluh keringat yang mengalir dari badan mereka. Apa yang mereka lakukan adalah untuk menghidupi keluarga mereka, sekedar untuk makan tidak lebih, itu kalau atasan,mandor/pemimpin mereka itu beres(transparan), tapi apa yang terjadi kalau atasan mereka curang?..korupsi..? bisa kita bayangkan, mereka tidak mendapatkan apa-apa selain rasa capek dan kesal yang masih membeku di hati dan jantung mereka.

Peluh keringat yang setiap hari tercucur bagaikan air hujan tidak mendapatkan imbalan apa-apa, apakah mereka bisa menuntut atau demonstrasi untuk meminta upah yang telah dijanjikan? Otomatis mereka tidak melakukan hal tersebut, karena selain membuang waktu ,mereka akan cenderung memilih untuk melakukan kerja lainnya ketimbang melakukan demonstrasi.

Pernahkan suatu hari ataupun suatu saat kita mencoba membayangkan kalau kita berada di posisi mereka? Apa yang akan kita rasakan? Saya juga yakin bahwa mereka tidak akan menangisi nasib mereka, menikmati hidup dan menjalankan aktifitas sesuai dengan profesinya. Itulah yang menjadi pemberi semangat bagi kehidupan yang sedang mereka jalani. Posisi kita saat ini, belum tentu lebih baik dari mereka, tetapi kita bisa mengambil contoh semangat yang mereka punyai jiwa kuat yang mereka miliki dan harapan besar yang menjadi impian.

Ternyata apa yang kita gunakan dan rasakan tidak akan terlepas dari bantuan atau campur tangan orang lain.Apa yang saya tulis disini, bukanlah apa yang terjadi didalam pembangunan proyek Pasopati tersebut, melainkan bayangan dan pengalaman saya sendiri yang sempat saya rasakan di Jakarta. Apa yang hendak saya sampaikan melalui tulisan ini hanyalah keluh kesah yang mungkin juga pernah pembaca rasakan.

Keinginan adalah sumber penderitaan (Iwan Fals)